Kejari Jember – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jember, Dr. Prima Idwan Mariza, SH., M.Hum., menegaskan, predikat WBBM (Wilayah Birokrasi Bebas Melayani) yang baru saja diraih tidak lepas dari penilaian masyarakat.
“Merekalah yang menilai kinerja kejaksaan,” tutur Kajari usai penyerahan penghargaan WBBM secara virtual, Senin, 21 Desember 2020.
Karena itu, Kejari Jember menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua lapisan masyarakat Jember. Mulai dari bupati, wakil bupati, pimpinan DPRD, perguruan tinggi, sekolah-sekolah, pesantren, pelajar dan mahasisawa, serta para kepala desa.
Kajari menegaskan, pihaknya secara konsisten membangun zona integritas hingga mampu meraih predikat Wilayah Bersih dari Korupsi (WBK) pada tahun 2019, kemudian meraih predikat bergengsi di bidang pelayanan public yakni WBBM pada tahun ini.
“Pada tahun 2020, lebih berat lagi. Membangun wilayah birokrasi bersih melayani. Melakukan optimalisasi pelayanan kepada masyarakat,” terangnya.
Peningkatan pelayanan yang berkaitan dengan masyarakat adalah penegakan hukum. Di bidang pidana khusus, tidak membolehkan perkara yang berlarut-larut. Waktu ditentukan jelas, terkait peyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan eksekusi.
“Itu bagian dari palayanan penegakan hukum. Orang jadi tidak terdholimi. Seseorang menjadi tahu statusnya dalam perkara yang sedang dihadapinya,” terangnya.
Bidang pidana umum, tidak semua orang harus dibawa ke pengadilan. Penyelesaian perkaranya upaya restorative justice. “Upaya restorative justice di Kejari Jember menjadi percontohan,” imbuhnya.
Kejari Jember juga melakukan pembenahan ruang tunggu tilang. Serta membenahi pos pelayanan hukum yang menjadi bagian dari kinerja bidang perdata dan tata usaha negara.
Ke depan, Kejari Jember akan mempertahankan WBBM tersebut. “Mempertahankan kualitas yang sudah ada,” tuturnya.
Selain itu akan membuat tim gugus kendali mutu, supaya tetap terjaga konsistensi dalam membangun zona integritas tersebut.
Di samping itu, menjaga mutu yang bagus tersebut juga dengan kepemimpinan di Kejari Jember. Sebab, pemimpin menjadi role model atau teladan yang menjadi sasaran penilaian. (din)
