Kejari Jember Gelar Lomba Pidato Antikorupsi, Guru : Ini Pembelajaran Sangat Bagus

Kejari Jember  – Memperingati Hari Antikorupsi Internasional tahun 2019, Kejaksaan Negeri Jember menggelar lomba pidato Bahasa Inggris untuk pelajar SMP dan sederajat.

“Ini mengajak adik-adik pelajar mengerti tentang antikorupsi dalam versi Bahasa Inggris,” ungkap Kepala Kejaksaan Negeri Jember, Prima Idwan Mariza, SH., M. Hum.

Sebanyak 30 pelajar tercatat sebagai peserta dalam lomba yang digelar pada Selasa, 03 Desember 2019. Mereka berasal dari berbagai sekolah di Jember.

Menurut Kajari, para pelajar merupakan generasi masa depan yang juga harus memiliki pemahaman tentang pemberantasan dan pencegahan korupsi.

Karena itu, lomba ini menjadi bagian dari literasi hukum untuk kalangan pelajar. Harapannya, para pelajar bisa mengerti dan memahami hukum, hingga merasakan manfaat hukum bagi lingkungannya.

Ketua pelaksana lomba, Setyo Adhi Wicaksono, SH menjelaskan, ada enam kriteria penilaian oleh para juri lomba ini.

Diantaranya ketepatan tema dan judul dengan isi pidato, sistematika pidato, bahasa, artikulasi dan intonasi, gaya dan improvisasi, serta ketepatan waktu.

Terjadi perubahan durasi waktu saat technical meeting, yang semula berdurasi lima menit menjadi tujuh menit. Peserta mengaku saat berlatih membutuhkan waktu 7 – 8 menit.

“Kami berharap siswa siswi mengetahui tentang korupsi di lingkungan sekitarnya. Biasanya, dari hal terkecil seperti menyontek dan datang terlambat,” terang pria yang juga Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Jember ini.

Sementara itu, Chairusdiana Noviaty mengapresiasi Kejaksaan Negeri Jember yang menggelar lomba pidato soal antikorupsi dalam Bahasa Inggris.

Guru SMP 12 Jember ini pun berharap Kejari Jember kembali menggelar lomba ini pada tahun-tahun berikutnya, dan pelaksanaanya bertambah lebih baik.

Menurutnya, lomba ini membuat para siswa mengetahui kantor Kejari Jember. “Kedua, siswa mengetahui antikorupsi itu seperti apa,” katanya. Pengetahuan tentang antikorupsi memang harus dimulai dari anak-anak.

Perempuan ini juga berharap pemenang lomba bisa menjadi duta antikorupsi di kalangan pelajar. Sebab, menurutnya, pemahaman korupsi tidak sebatas soal uang.

Namun, korupsi bisa berupa korupsi waktu untuk belajar. “Antikorupsi memang harus dimulai dari anak-anak. Ini adalah sebuah pembelajaran yang sangat bagus,” pungkasnya. (din)

Bagikan Ke:

Related posts