Kejari Jember – Menyusul diraihnya predikat Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM), Kejaksaan Negeri Jember kini dianugerahi kepercayaan untuk menjadi proyek percontohan dalam digitalisasi pelayanan.
“Kita harus bersyukur terpilih sebagai proyek percontohan kejaksaan menuju era digitalisasi,” tutur Kepala Kejaksaan Negeri Jember, Dr. Prima Idwan Mariza, SH., M. Hum.
Untuk melihat kesiapan dalam program tersebut, pada Selasa, 23 Desember 2020, tim dari Daskrimti Kejaksaan Agung melakukan pengecekan sejumlah perangkat penunjang teknologi informasi yang dimiliki Kejari Jember.
Ke depan, melalui program tersebut, kebutuhan kertas untuk dokumen mulai dikurangi. Fisik dokumen nantinya diperkirakan hanya sekitar sepuluh persen. Ini menjadi bentuk antisipasi apabila terjadi musibah bencana, seperti kebakaran yang pernah terjadi di gedung Kejaksaan Agung.
Selain itu, tanda tangan kajari tidak lagi secara manual. Tanda tangan untuk dokumen kedinasan nantinya menggunakan barcode. “Baru dua, Kapus Daskrimti dan Kejaksaan Negeri Jember yang kedua. Ini suatu kehormatan bagi Kejari Jember,” ungkapnya.
Digitalisasi, menurut Kajari, akan terjadi di semua bidang. Termasuk lembaga lain di luar Kejari Jember bakal melakukan hal serupa. “Bisa jadi nanti pengadilan juga model begitu. Kejaksaan sebagai inisiator, karena ke depan menjadi integrated criminal justice system,” urainya.
Kepala Bidang Penerapan dan Pengembangan Teknologi Informasi Pusat Data, Statistik Kriminal, dan Teknologi Informasi (Pusdaskrimti) Kejaksaan Agung, Edy Hartoyo, menjelaskan, ke depan data digital diutamakan dibanding data manual.
“Kami datang untuk melakukan simulasi mem-back up data secara digital. Berpijak pada musibah kebakaran Kejaksaan Agung, maka kita harus punya back up data,” jelasnya.
Edy mengungkapkan, Pusdaskrimti tertarik dengan Kejari Jember untuk dipilih sebagai satuan kerja yang menjadi proyek percontohan di Jawa Timur. “Dari media sosialnya, dari laporan-laporan ke pusat, Kejari Jember sangat aktif. Jadi kami ingin tahu situasi seperti apa Kejari Jember itu,” katanya.
Menurutnya, untuk mendukung program Kejaksaan RI Digital 2021 penjajakan-penjajakan harus dilakukan. “Untuk Kejari Jember, inovasi digitalnya memang oke, bagus banget,” ungkapnya.
Selain melakukan simulasi dukungan data digital Kejari Jember, tim juga melihat kebutuhan lain yang bisa dibantu oleh Kejaksaan Agung. “Biar Kejari Jember lebih berjaya pada 2021,” tegasnya.
Bagus, salah satu anggota tim Daskrimti, menjelaskan, secara teknis perangkat yang dimiliki Kejari Jember sudah cukup siap.
Meski demikian, Pusdaskrimti akan memberikan kelengkapan lain yang akan disalurkan melalui tiga tahap untuk mendukung Kejari Jember Digital 2021. “Tahun ini kita mulai sistem digital, tahun depan kejaksaan mulai menggunakan internet of things,” jelasnya.
Untuk mendukung sistem digital, Kejaksaan Agung tahun ini mendistribusikan scanner, printer, dan perangkat lainnya. Berikutnya, tahun depan, akan didistribusikan perangkat guna mendukung skema multimedia seperti drone dan kamera.
“Nah, pada elemen ketiga, baru digitalisasi tampilan di depan untuk command centre. Jadi masyarakat bisa melihat, dan otomatis bisa mengakses dari ponsel masing-masing. Jadi diharapkan transparansinya bisa berjalan,” ucapnya. (din)